Thu. Apr 25th, 2024

Keuskupan Agung Pontianak

Instaurare Omnia in Christo

Mgr. Agus Rayakan Natal di Lapas Singkawang; Rangkul Mereka Sebagai Saudara

Di tengah carut-marut kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang rentan diterpa isu-isu intoleran, pertikaian, maraknya penyebaran hoax, ujaran kebencian, dll, maka pesan Natal “Yesus Kristus Hikmat Bagi Kita” membawa angin segar bagi seluruh umat manusia.

Seruan damai bagi seluruh dunia terus berkumandang mewarnai pesta Natal-kelahiran Sang Juru Selamat ke dunia. “Pesan Natal hendaknya sampai ke segala penjuru dunia, menembus hati setiap manusia, sehingga siapapun layak mengalami sukacita natal,”ungkap Mgr. Agus ketika memberikan homili malam Natal di Gereja St. Yosef Katedral, 24 Desember 2018 yang lalu.

Setelah meyambangi Lapas anak-anak kelas II B dan Rutan (Rumah Tahanan) Serdam Pontianak pada tanggal 29 Desember 2018 , Mgr. Agus bersama sejumlah biarawan/biarawati, Komunitas Ordo Dominikan Awam (dari Pontianak), Legio Maria (Gabungan Pontianak dan Singkawang) dan Ordo Fransiskan Sekular (Persaudaraan Singkawang) serta tokoh umat kemudian melanjutkan kunjungan pastoral untuk merayakan natal bersama para narapidina di Lapas Singkawang pada tanggal 30 Desember 2018 yang lalu.

Menurut Uskup, inti pesan natal adalah Allah mengutus PutraNya ke dunia dalam rupa bayi kecil, lemah dan tak berdaya, namun menjadi hikmat bagi dunia. Ia menunjukkan hikmatNya melalui pewartaan, belas kasih dan pengampunan tanpa batas.

“Kesatuan iman dengan Tuhan, tidak melihat dimana dan siapa kita. Tetapi yang dilihat adalah seberapa besar hati kita percaya dengan Tuhan,”ungkapnya.

Mgr. Agus bersama sejumlah biarawan/biarawati, Komunitas Ordo Dominikan Awam (dari Pontianak), Legio Maria (Gabungan Pontianak dan Singkawang) dan Ordo Fransiskan Sekular (Persaudaraan Singkawang).

Uskup kelahiran Lintang-Sanggau Kapas ini juga mengajak semua orang untuk saling mendoakan satu sama lain. “Sebab, manusia pada dasarnya tidak luput dari yang namanya kesalahan, termasuk juga saya,”ujar Uskup.

Uskup menyapa para penghuni Lapas Singkawang dengan pantun berikut;

“Untuk saudara-saudari ku yang tahun lalu bertemu saya, saya akan berpantun,

Sudah lama tidak ke ladang

Batang tebu sudah meninggi

Sudah lama kita tidak saling pandang

Rasa rindu setengah mati

Untuk saudara-saudari yang baru bertemu dengan saya, ada dua pantun untuk kalian;

Honda baru, warnapun baru

Baru dipakai pergi ke desa

Anda baru, sayapun baru

Baru inilah kita bertemu muka

Honda baru dipakai ke desa

Dipakai polisi mencari obat

Walau baru bertemu muka

Tapi hati sudah terpikat,”ungkapnya disertai tepuk tangan meriah para napi dan seluruh umat yang hadir.

Dihadapan para penghuni Lapas dan seluruh umat yang hadir, Uskup yang punya hobi menyanyi ini menyampaikan homilinya sebagai berikut;

“Pertama-tama, saya ucapkan selamat hari raya natal untuk kita di sini, seperti tahun-tahun yang sudah saya hadir di sini ingin merayakan natal bersama kalian semua. Karena saudara saudari  sekalian juga adalah saudara saya,”katanya.

“Kita ini semua diciptakan Tuhan, dan kita semua ini juga suatu ketika akan kembali kepada Tuhan. Natal adalah bukti bahwa Tuhan, tetap mencintai kita siapapun kita. Adam dan Hawa telah berdosa berat karena menyangkal Tuhan itu sendiri, maka diusirnya dari taman Firdaus,

Sejak itu sebetulnya, keselamatan tidak ada pada diri manusia. Tetapi Tuhan begitu baik sehingga Ia tidak tega karena ciptaanNya menderita dan tidak bisa selamat. Untuk Itulah Tuhan Yesus lahir ke dunia, agar kita selamat dan tentu saja dengan syarat, ikut ajaran-ajaranNya,”kata Uskup Agus.

“Tuhan lahir ke dunia mengambil rupa seorang bayi yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Bayi itu adalah seorang yang polos, apa artinya; Tuhan mau mengingatkan kita semua. Sebab kita ini bayi semua, kalau Tuhan tidak mengulurkan tangan maka kita tidak punya daya apa-apa. Saya sebagai Uskup kalau tidak dibantu Tuhan juga tidak bisa bekerja,”pungkasnya.

Kesan penghuni Lapas

Salah satu penghuni Rutan dengan berinisial L. A, mengaku terharu melihat sekaligus bisa merasakan secara langsung sentuhan kasih Gembala Gereja melalui teladan Mgr. Agustinus Agus. “Saya bangga dan terharu karena boleh berjabat tangan dan bertatap muka secara langsung bahkan berbicara dan bernyanyi bersama dengan Uskup. Semoga dengan adanya kunjungan ini hidup rohani serta iman kami akan Yesus semakin berkembang dan teguh,“ungkapnya.

Uskup Agus memberikan tanda kasih berupa bingkisan Natal kepada para penghuni Lapas.

Hal senada juga diungkapkan oleh “R” (umur 20 tahun) dan baru dua puluh hari berada di Lapas terkena kasus pencurian. Sambil terisak-isak menangis karena merasakan sentuhan atas kunjungan Bapak Uskup dan sekaligus menyesali apa yang ia buat. “Saya merasa malu, menyesal, dan tidak pantas untuk kembali lagi di tengah keluarga saya. Akibat ekonomi dan saat itu memang serasa tidak ada jalan lain lagi, ditambah dengan “asutan” teman kerja maka terjerumus ikut dalam tindakan kriminal. Saya akan berjanji, saya tidak akan melakukan lagi, terima kasih banyak kepada Bapak Uskup yang mau memberikan peneguhan dan kekuatan kepada saya pribadi,” ujarnya.

Penghuni Lapas baru lainnya yakni, “A” mengisahkan mengapa sampai ia mendekam di Lapas yakni akibat kecelakaan yang menewaskan orang. Masih pucat mukanya akibat trauma kecelakaan kini mencair setelah mendapat peneguhan dari Uskup Agung. Sambil terbata-bata, ia mengatakan: “Saya senang sekali, dikunjungi dan ikut merayakan natal bersama. Tidak terpikirkan sebelumnya, saya boleh ikut misa Natal secara Katolik,”ujarnya.

Sebagai perwakilan kata sambutan dari Napi, inisial ‘H’mengatakan; “kita boleh ‘dicap’ sebagai narapidana, tetapi ingat satu hal, mental kita jangan sampai mental narapidana,”pungkasnya.

Di penghubung acara, Uskup Agus memberikan tanda kasih berupa bingkisan Natal kepada para penghuni Lapas. Kemudian ia mengajak semua umat dan penghuni Lapas bernyanyi  dan untuk foto bersama sebagai kenang-kenangan kunjungannya.

By. Samuel, Komsos KAP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2019 Keuskupan Agung Pontianak