“Bunda Maria, Contoh Ideal Bagaimana Menghidupi Iman dan Memperjuangkan Kehendak Allah.”
Hal itu dikatakan Pastor Fransiskus Kebry, CM kepada tim Komsos Keuskupan Agung Pontianak, usai memimpin Misa Pembukaan bulan Maria di Gereja Katolik Paroki Keluarga Kudus Kota Baru Pontianak, Rabu (1/5/2019).
“Banyak hal sebenarnya yang dapat kita gali dari kehidupan Bunda Maria. Namun yang terpenting dalam penghormatan kepada Bunda Maria adalah, sejauh mana kita mengikuti contoh hidupnya,” ujar Pastor Kebry
Bunda Maria, lanjut Pastor Kebry, adalah contoh yang ideal, bagaimana menghidupi iman dan memperjuangkan kehendak Allah di atas segala keegoisan pribadi dan mimpi-mimpi kita.

Menurut Pastor Kebry, totalitas, kerendahan hati, kesederhanaan dalam hidup yang tersembunyi, dan kemurnian Bunda Maria adalah model bagi kita untuk hidup, bersikap dan bertindak menghadapi misteri Panggilan Allah.
Kata-kata Bunda Maria, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakMu,” adalah ekspresi iman yang sangat dalam dan kepercayaan yang sehabis-habisnya kepada rencana Allah, yang sesungguhnya masih diliputi oleh “kegelapan malam,”pungkas Pastor Kebry.
Dengan kata lain, lanjutnya, Bunda Maria masih belum mengerti sepenuhnya dengan apa yang terjadi dengan dirinya, termasuk segala konsekuensi yang akan ia hadapi sebagai orang yang dipanggil dan dipilih Allah.
“Namun Bunda Maria berani mendahulukan kehendak Allah. Ia berani melupakan dirinya dan dengan segala mimpi-mimpinya dan membiarkan dirinya masuk ke dalam misteri yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya,” tandas Pastor Kebry.
Dikatakan Pastor Kebry, poin penting disini bagi kita, berjalan dalam iman tidak selalu menemukan terang. Kegelapan dalam situasi tertentu merupakan jalan yang perlu, karena dengan demikian kita bisa merasakan betapa berharganya terang itu bagi kita.
“Imannya Bunda Maria melewati kegelapan dan misteri yang paling dalam, lebih gelap dari gulitanya gelap malam dan penuh dengan resiko. Namun Bunda Maria melewatinya! Hingga akhirnya, wajahnya ditimpa terang, yakni Allah sendiri,” tandas Pastor Kebry.
Hidup kita pastilah akan melewati lorong-lorong gelap. Maka, berjalanlah bersama Bunda Maria. Mengapa? Karena Bunda Maria sudah tahu dimana terang itu. Karena Bunda Maria sudah mengalami sendiri bagaimana harus bersikap terhadap kegelapan dan misteri kehidupan.

Menurut Pastor Kebry, ada 4 keutamaan yang sangat penting dan utama, terdapat dalam diri Bunda Maria, yaitu ; teladan dalam mendengarkan Sabda Allah, pribadi sekaligus hamba Allah yang setia, abdi Roh Kudus, dan Bunda Maria adalah seorang yang tegar hati.
Seperti diketahui, menurut Tradisi Gereja Katolik, bulan Mei dikhususkan atau didedikasikan untuk menghormati Bunda Maria. Oleh karena itu, biasanya di seluruh Gereja Katolik, di hari pertama memasuki bulan Mei diadakan Misa Pembukaan bulan Maria atau kalau di lingkungan-lingkungan diadakan ibadat doa Rosario untuk pembukaan bulan Maria.
Sebenarnya Praktek mendedikasikan bulan Mei sebagai bulan Bunda Maria dipopulerkan pertama kali oleh “Ensiklik Rosario” yang dikeluarkan oleh Paus Leo XII pada awal tahun 1883 dan diakhiri tahun 1889, dimana pada saat itu Bapa Paus menulis 12 ensiklik tentang rosario, dan 5 surat apostolik tentang rosario.
Pada tanggal 1 Mei 1965 Paus Paulus VI dengan ensiklik Mense Maio (Bulan Mei) menegaskan kembali tradisi kesalehan ini. Beliau menyatakan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan “kebiasaan yang amat bernilai”. Maka, umat beriman perlu memberikan tempat khusus kepada Bunda Maria, terutama karena Bunda Maria adalah bunda kita semua. Dia selalu memperhatikan kita dan berdoa untuk kita semua.
PM