Dua Uskup Kalbar Kunjungi Para Frater Kalimantan di Seminari Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang

Seminari Tinggi San Giovanni XXIII Interdiosesan terletak di Jl. Bendungan Sigura-gura Barat no. 2 Malang. Kemarin sore, 4 Maret 2020, mendapat kunjungan istimewa.
Dua Uskup dari Kalbar datang berkunjung. Yakni, Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus dan Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.
Kunjungan yang singkat namun meneguhkan ini merupakan salah satu bentuk dukungan spiritual yang membangkitkan semangat serta benih panggilan bagi para Frater Interdiosesan dari Bumi Kalimantan yang sedang menjalani masa formatio.
Luapan kegembiraan sekaligus membangkitkan rasa rindu akan kampung halaman ini semakin membuncah di hati para frater khususnya para Frater dari Kalimantan, ketika Mgr. Agus berkisah tentang perkembangan karya pastoral di Keuskupan Agung Pontianak.
Ini semacam ajang “nostalgia” pengobat rindu bagi para Frater Kalimantan yang sedang menjalani formatio TOR maupun di Seminari Tinggi.
Menurut Mgr. Agus, kehadirannya bersama para uskup dari keuskupan lainnya di Seminari San Giovanni XXIII dalam rangka memenuhi undangan untuk menghadiri rapat tahunan.
“Kemarin pagi tanggal 4 Maret 2020 ,para uskup dari 12 Keuskupan yang mengirim para fraternya untuk dibina ke Seminari San Giovanni XXIII Interdiosesan Malang mengadakan pertemuan tahunan,” jelasnya.
Adapun agenda pertemuan ini yakni untuk mengadakan evaluasi baik untuk formation Tahun Orientasi Rohani (TOR) maupun Seminari Tinggi serta recana kerja berikutnya.
“Semua Uskup Regio Kalimantan hadir, kecuali Uskup Sanggau. Beliau berhalangan hadir, namun diwakili oleh Pastor Riyadi Pr,” demikian Uskup menambahkan.
154 frater dari 12 Keuskupan
Seminari ini kini mendidik sejumlah calon imam dari 12 keuskupan di Indonesia. Yakni, Keuskupan Malang, Keuskupan Denpasar, Keuskupan Agung Pontianak, Keuskupan Ketapang, Keuskupan Sintang, Keuskupan Sanggau, Keuskupan Palangkaraya, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Timika (untuk beberapa frater pasca sarjana, sejak tahun 2017), dan Keuskupan Agung Medan (beberapa frater S-1 sejak 2018).
Menurut keterangan Mgr.Agus dan berdasarkan data terbaru tahun ajaran 2019-2020, Seminari Tinggi yang memilih nama Giovanni XXIII, nama Italia dari Paus Johanes XXIII sebagai pelindung seminari ini tercatat ada 154 frater yang sedang menjalani masa formatio.

“Keuskupan Agung Pontianak ada 29 Frater Diosesan yang sedang menjalani masa formatio,” pungkasnya.
Uskup yang baru merayakan 20 tahun Tahbisan Episkopal pada 6 Februari 2020 yang lalu ini mengungkapkan bahwa hal ini salah satu upaya untuk mempersiapkan tenaga imam yang andal, sesuai harapan Gereja di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk dengan segala dinamikanya
“Tantangan yang dihadapi seorang imam dalam melaksanakan tugasnya makin hari makin berat. Oleh karena itu saya harapkan bahwa para Frater mempersiapkan diri sebaik-baiknya, baik dalam bidang intelektual maupun spiritual. Kedepan dari seorang imam dituntut untuk memiliki kepribadian yang ber tanggungjawab dan utuh tidak luntur atau tergerus arus modernisasi serta mumpuni membaca tanda-tanda zaman,” demikian harapan Mgr. Agus.
Sr. Maria Seba SFIC