Thu. Apr 25th, 2024

Keuskupan Agung Pontianak

Instaurare Omnia in Christo

Orang Muda Harus Berjalan Bersama dengan Gereja


Hal itu dikatakan oleh Mgr. Pius Riana Prapdi sebagai Ketua Komisi Kepemudaan KWI ini dalam membuka sesi diskusi orang muda terkait “Dialog Sukacita bersama Uskup Agung Pontianak dan Ketua Komkep KWI,” yang dibawa oleh Rm. Albert sebagai moderator. Sebelum jauh masuk secara khusus dalam sesi tersebut ada baiknya pembaca membaca sekilas aktivitas pagi pada hari pertama yaitu hari Homk-KAP 2.


Masih di Pusat Kerohanian Karmel Bandol sebagai pusat kegiatan acara Hari Orang muda Katolik ini. Hari pertama dimulai dengan misa kudus dan sarapan.


Kemudian didilanjutkan dengan sesi menjadi tiga kampung untuk mendapat sesi tentang “orang muda, iman dan panggilan,” dalam kampung masing-masing. Pembagian kampung ada tiga yaitu kampung Iman, Panggilan dan Orang Muda. Sampai pada pukul 09.30 WIB untuk berkumpul di depan panggung utama dalam bincang bersama dalam kegiatan bincang Rohani.

Suasana dalam Dialog Iman Bersama Uskup Agus dan Uskup Pius


Dalam Perbincangan pertama, Ketua Komisi Kepemudaan Mgr. Pius. Dalam sesi pertama ini, Mgr. Pius mengatakan bahwa “Orang Muda harus berjalan bersama dengan Gereja,” katanya.


Dalam kesempatan yang sama Uskup Pius mengatakan “tidak ada sekat antara Pastor dan orang muda, tidak ada sekat lagi antara Uskup dengan orang muda. Oleh sebab itu sebagai orang Katolik mari kita bangun kerjasama dan mari orang muda berjalan bersama gereja,”ujarnya.


Usai sesi dialog pertama bersama Mgr. Pius kemudian dilanjutkan oleh Mgr. Agustinus Agus. dan dimulai dengan menceritakan kisah hidup singkatnya perjalanan hidupnya dari kecil, masa pendidikan juga ada tentang kisah cintanya dan sampai menjadi Imam dan sekarang menjadi Uskup Agung Pontianak.


“Apa yang memotivasi saya mau menjadi Imam? Saya terus terang, saya bisa sekolah sampai Nyarumkop, karena dibiayai oleh Pastor Belanda Passionis. Singkat cerita, kalau orang Belanda sebagai orang asing, rela meninggalkan kampung halaman mereka untuk mau melayani kita disini, enggak malu kah kita?” Ujarnya.


“Prinsip kesucian bagi saya, dimanapun kamu berada kamu bisa memberikan sukacita. Saya merasa, Tuhan sangat mencintai saya, dan karena oleh Tuhan sampai sekarang saya selalu merasakan berkat untuk setiap harinya. Martabat orang kampung sama dengan orang kota dan jangan pernah sesekali mider dengan apa yang kita punya,” pungkasnya.
Kesempatan itu Mgr. Agus berpesan kepada OMK untuk menjaga Keimanan kepada Tuhan saat anda merasa kurang percaya diri. Yakinlah pada dirimu sendiri,” ujar Uskup Agus.

Mgr. Agustinus Agus saat memberikan sharring Iman kepada orang muda Katolik Keuskupan Agung Pontianak


Sedikit nostalgia, Uskup Agus bersama crew-nya menghibur orang muda dengan lagu “Awal Dari Cinta” yang diikuti oleh seluruh orang muda. Usai itu, semua kembali dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dalam sesi dialog iman. Dalam merangkup jawaban semua itu, Uskup Agus berpesan bahwa jangan pernah ingin menjadi orang lain.


“Banyak orang muda ingin jadi orang lain, itu keliru!! Mengakui diri itu penting. Jadilah dirimu sendiri, apapun itu dan apapun keadaannya. Saya orang Dayak dan Tuak itu biasa jadi tetap biasa kerena itu adalah budaya kami. Namun anehnya ada orang yang bukan Dayak dan mesti memaksa dirinya untuk minum tuak dan sampai mabuk itulah yang tidak boleh,” katanya.


“Bagaimana kita harus seimbang antara penghayatan antara virtual dengan masalah pribadi. Maka pesan saya semalam yaitu bagaimana orang muda membantu orang muda lain,” lanjut Uskup Agus.
Kemudian sebagai ketua Komisi Kepemudaan KWI, Mgr. Pius juga berpesan yang paling penting dan harus ada dalam semangat orang muda yaitu harus ada sukacita.

Suasana Mgr. Pius Riana Prabdi (Ketua Komisi Kepemudaan KWI) memberikan Sesi dialog Iman kepada orang muda Katolik Keuskupan Agung Pontianak


“Jawab dari ketiga pertanyaan itu hanya sukacita!!! Kalau orang muda sukacita, mau Gereja tutup, maupun apapun yang terjadi diluar kalau orang muda hidup dalam sukacita semua pasti bisa melewati semuanya itu,” ujar Uskup Pius.


“Teman-teman orang muda, jangan takut bahwa kami para Uskup akan mendoakan orang muda semuanya,” tambah Mgr. Pius.

Doleng Donado Bersama Uskup Agus


Menjelang sesi akhir Mgr. Agustinus Agus mengangkat suasana dengan lagu Doleng Donado yang diikuti oleh ratusan orang muda dari dibelakang. Dilanjutkan dengan lagu Dayakng Janjola (lagu Dayak yang sedang trend) yang dinyanyikan oleh orang muda orang Katolik.


“Kita harus berani sombong, karena kita selama ini di bawah orang dalam hal ini kita harus berani untuk mengakui diri sendiri untuk membuktikan bahwa kita mensyukuri hal-hal yang sudah Tuhan berikan Tuhan,”ujar Mgr. Agus.


Selaras dengan menjawab pertanyaan sesi ketiga oleh Mgr. Pius untuk menjawab pertanyaan dari orang muda yang menanyakan mengapa pendidikan para calon Imam itu belajarnya lama. “Bukan proses yang panjang, tetapi mau membangun sikap untuk membiasakan diri terus menerus belajar dari perkembangan Jaman saat ini,”katanya.


“Cara pertama untuk merangkul orang muda adalah mendoakan mereka, datanglah dengan Tuhan dan doakanlah mereka. Sama halnya dengan ego diri, bukan berarti kita harus egois, artinya kita mesti memberikan diri dengan Tuhan, apa yang menjadi gambaran diri untuk bisa terus melayani Tuhan,”ulasnya.


“Lanjut dari pertanyaan tentang pernikahan, dalam Katolik menikah Agama bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, maka jadikanlah itu kesempatan untuk mewartakan Iman dan saksi Tuhan, katakan dan buktikan bahwa iman Katolik dalam diri harus sampai akhir hayat,” tambahnya.- Semz_KomsosKAP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2019 Keuskupan Agung Pontianak